Get floating
PROFIL : Cara Jitu Menggunakan Bahasa indonesia secara baik dan benar dan Contoh bahasa indonesia sebagai alat komunikasi sehari-hari

Halaman

Selamat Datang, Semoga Bermanfaat dan Anda Senang dengan Blog Ini... Thank You

Sabtu, 14 Desember 2013

Cara Jitu Menggunakan Bahasa indonesia secara baik dan benar dan Contoh bahasa indonesia sebagai alat komunikasi sehari-hari


Selamat Malam, Pada Postingan sebelumnya saya telah mencoba mengshare tentang Sejarah Lengkap Lompat Batu ( Hombo Batu ) - Nias, dan kali ini saya mengajak anda semua Untuk lebih mengenal dan memahami lagi dari sebuah arti bahasa pada umumnya, dimana diindonesia ini sendiri memiliki berbagai jenis ragam bahasa yang berbeda-beda, dan terkadang terkadang lupa akan bahasa indonesia yang baik dan benar, maka untuk itu saya akan mencoba membahas bagaimana Cara Jitu Menggunakan Bahasa indonesia secara baik dan benar dan Contoh bahasa indonesia sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari...


Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar adalah menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai konteks (pembicaraan atau penulisan). Berbahasa Indonesia yang benar adalah menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah (tata bahasa) bahasa Indonesia.


Dari metode diatas Apakah tidak pernah mendapat penjelasan mengenai Cara Menggunakan Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar ketika masih sekolah? Sepertinya tidak. Mungkin guru-guru bahasa Indonesia yang pernah mengajar dulu sampai sekarang tidak pernah menjabarkan pengertiannya, atau memang tidak memperhatikan penjelasan guru mengenai hal ini. Atau justru guru yang bersangkutan juga tidak paham mengenai berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini sangat mungkin terjadi, mahasiswa yang kuliah di PBSI masih kesulitan memahami konsep ini, bahkan salah seorang mahasiswa tidak mampu menjawab ketika ditanya mengenai konsep ini oleh dosen pembahas dalam seminar proposal skripsinya. Mahasiswa calon guru bahasa Indonesia dari universitas negeri tidak mampu menjawab, apalagi mahasiswa dari universitas lain, lebih apalagi lagi jika guru bahasa Indonsia di sekolah bukan lulusan Pendidikan Bahasa Indonesia.


Kemungkinan besar kesalahannya berada pada diri kita sendiri. Bangsa Indonesia tidak mampu menghargai bahasanya sendiri. Mungkin terlalu menganggap remah keberadaan bahasa dan fungsinya. Padahal, di balik penggunaan bahasa, tampak seluruh dimensi kecerdasan dan mentalitas pengguna (pembicara)-nya.


Bahasa yang baik dan benar itu juga merupakan bahasa yang sesuai dengan situasi.Sebagai alat komunikasi, bahasa harus dapat efektif menyampaikan maksud kepada lawan bicara. Karenanya, laras bahasa yang dipilih pun harus sesuai.


Ada lima laras bahasa yang dapat digunakan sesuai situasi. Berturut-turut sesuai derajat keformalannya, ragam tersebut dibagi sebagai berikut.

1. Ragam beku (frozen); digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan.
2. Ragam resmi (formal); digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.
3. Ragam konsultatif (consultative); digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar.
4. Ragam santai (casual); digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling kenal dengan akrab.
5. Ragam akrab (intimate). digunakan di antara orang yang memiliki hubungan yang sangat akrab dan intim.


Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan. Ciri-ciri ragam bahasa baku adalah sebagai berikut.

1. Penggunaan kaidah tata bahasa normatif. Misalnya dengan penerapan pola kalimat yang baku: acara itu sedang kami ikuti dan bukan acara itu kami sedang ikuti.
2. Penggunaan kata-kata baku. Misalnya cantik sekali dan bukan cantik banget; uang dan bukan duit; serta tidak mudah dan bukan nggak gampang.
3. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis. Ejaan yang kini berlaku dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang disempurnakan (EYD). Bahasa baku harus mengikuti aturan ini.
4. Penggunaan lafal baku dalam ragam lisan. Meskipun hingga saat ini belum ada lafal baku yang sudah ditetapkan, secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya: /atap/ dan bukan /atep/; /habis/ dan bukan /abis/; serta /kalaw/ dan bukan /kalo/.
5. Penggunaan kalimat secara efektif. Di luar pendapat umum yang mengatakan bahwa bahasa Indonesia itu bertele-tele, bahasa baku sebenarnya mengharuskan komunikasi efektif: pesan pembicara atau penulis harus diterima oleh pendengar atau pembaca persis sesuai maksud aslinya.

Semoga Bermanfaat dan Menjadi Inspirasi diri Sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar